Malam ini aku akan egois
Malam ini aku akan ku lahap habis untuk ku sendiri
Aku tidak akan peduli apapun
sekali lagi, APAPUN
Rasanya sudah berpuluh-puluh purnama yang ku lewati tanpa menyapa ‘aku’
dan memberinya sedikit ruang gerak untuk menggeliat mengendorkan urat.
Sungguh, ketidakberadaan’nya’ memang membuatku hening sekaligus tak beremosi
Malam ini akan ku tebus kesalahan pada’nya’
Memanjakan’nya’ dengan sedikit argumen dan kata-kata
hm…
Bibir’nya’ masih mengerucut
Aku tahu, hanya sekedar ini pasti tidak cukup
Pertama akan ku mulai melahap malam dari kata-kata
Menjamah lagi alinea yang sempat ku susun dalam rima cakrawala aksara
menimbang rasa,
mengkalkulasi fakta,
membaca pertanda,
menyeimbangkan neraca,
mewartakan aura.
aku kehabisan nafas
terpontang-panting dalam gulatan giat
aku meledak dalam dentuman jantung mendendangkan irama dalam liukan fonem dan diksi belaka
aku memuncak
lalu antiklimaks
aku kembali bernafas
sesederhana itu ternyata untuk menghidupkan ‘aku’
malam ini aku akan egois
aku berdiferensiasi menjadi dua derivat yang sangat ku kenal
aku dan ‘aku’
aku akan egois
malam ini, kuberi ‘ia’ ruang gerak untuk menggeliat
kata’nya’ ia ingin merangkai bulan lalu bintang lalu matahari dalam satu vas galaksi
ku bilang pada’nya’, ” ‘kau’ berlebihan.”
‘dia’ bilang aku yang terlalu realis hingga tak pandai menghayal
ku balas kata-kata’nya’
“aku tak suka menghayal, apalagi terlalu tinggi sepertimu, aku takut terjatuh lalu disakiti tanah”
dan ‘dia’ tertawa dan menyebutku naif
aku tak terima. aku bilang aku realis. ‘dia’ yang naif
tawa’nya’ semakin meledak. sarkasme’nya’ keluar dengan menyebutku bodoh, tak bisa membedakan hayal dan mimpi
aku melongo. ‘dia’ makin terpingkal.
sambil menahan geli ‘dia’ berkata, ” ‘aku’ tidak pernah takut berhayal tinggi, karena ‘aku’ tahu ‘aku’ tidak akan jatuh karena ‘aku’ terbang dengan sayap pengandaian. seandainya pun sang sayap telah rongsok, ‘aku’ tak kan takut menyentuh tanah. karena ia menyadarkan’ku’ bahwa rasa sakit itu ada. ketika ‘aku’ akan bermimpi, maka sebelumnya ‘aku’ akan membeli tiket VVIP pesawat luar angkasa pulang pergi. ‘aku’ tak perlu meminjam sayap rongsok dan mendarat di tanah tandus. ketika ‘aku’ bermimpi, ‘aku’ akan terbang bersama maskapai optimis.
aku mengangguk dan tersenyum.
‘dia’ berlalu. mengintegralkan diri kembali menjadi utuh.
debat telah usai. ‘dia’ menang. aku yang lega.
Aku tak hirau harus seberapa subuh ku bangun esok pagi dan seberapa dini aku tidur malam ini
Malam ini akan ku habiskan untukku sendiri
bersama irama tuts keybord mas kompi, tesaurus indonesia sejati, blogwalking sana-sini.
ahhh….aku segar lagi. setelah rutinitas yang tak berganti-ganti ini.
kapan aku akan egois lagi ?? ^_^
Di atas tempat tidur, 5 November 2008 12:57
Download: Helpless by Marianne Marsh PDF
5 years ago
No comments:
Post a Comment