Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday 16 October 2009

Hidup sebagai manusia, kerbau, monyet dan anjing

Ketika Tuhan menciptakan kerbau, Tuhan memberikan umur 50 tahun kepada kerbau. Kerbau yang kerjanya membajak sawah, bekerja keras, akhirnya bilang pada Tuhan, ”Tuhan, saya tidak perlu umur terlalu lama 50 tahun bekerja keras membajak sawah. Saya cukup 20 tahun saja umurnya.”

Mendengar permintaan ini, akhirnya Tuhan mengabulkan. Kerbau dikasih umur 20 tahun. Ada sisa 30 tahun.

Selanjutnya Tuhan menciptakan monyet. Monyet diberikan umur 20 tahun. Monyet yang lucu ini menghibur manusia. Namun monyet juga protes, dia bilang, ” Tuhan, saya terlalu lama kalo dikasih umur 20 tahun untuk menghibur manusia, saya minta 10 tahun saja.”

Mendengar permintaan ini, akhirnya Tuhan pun mengabulkan. Ada sisa 10 tahun.

Selanjutnya Tuhan menciptakan anjing, dan diberikan umur 20 tahun. Anjing ini bertugas menjaga. Namun, sama seperti kerbau dan monyet, anjing ini cuma minta umurnya 10 tahun. Mendengar permintaan ini, Tuhan pun mengabulkan.

Selanjutnya Tuhan bilang pada manusia, ”Kamu manusia, saya kasih umur 25 tahun untuk bersenang-senang, menikmati hidupmu. 25 tahun umur kamu itu tidak perlu kamu bekerja, santai-santai sajalah.

Manusia yang mendengar ini, bilang ”Yah, kok saya cuma dikasih umur 25 tahun. Tidak cukup buat saya. Saya mintanya lebih.”

Mendengar permintaan ini, Tuhan pun akhirnya bilang, “Okelah, kamu manusia akan diberikan tambahan umur. Kelebihan dari umur kerbau 30 tahun, kelebihan umur monyet 10 tahun dan kelebihan umur anjing 10 tahun, akan saya berikan ke kamu. Jadi kamu yang awalnya dapat umur 25 tahun, sekarang mendapatkan tambahan umur 50 tahun, jadi 75 tahun.”

Manusia menerima itu.

Akhirnya kehidupan manusia pun berlangsung seperti ini:

25 tahun, masa bersenang-senang, dari sejak kecil sampai sekolah dan menamatkan kuliah.

30 tahun selanjutnya “tambahan dari umur kerbau” (umur 25-55), masa bekerja, memenuhi kebutuhan hidup, bekerja keras tiap hari selama 30 tahun, masuk kerja pagi-pagi, pulangnya sore-sore, seperti “kehidupan kerbau”.

10 tahun selanjutnya “tambahan umur monyet” (umur 55-65), masa mempunyai cucu, menimang cucu. Tersenyum melihat cucu yang manis, menina bobokkan cucu, bermain dengan cucu. Tugasnya "jadi penghibur".

10 tahun selanjutnya “tambahan umur anjing” (umur 65-75), masa "menjaga rumah". Anak-anak dan cucu pergi bekerja dan bersekolah. Saatnya di rumah.

Apakah seperti ini kehidupan yang saya inginkan???

Hidup adalah pilihan.



Pertama kali saya mengetahui ilustrasi ini adalah dari tulang saya. Beliau memperlihatkannya pada saya sekitar 7 tahun yang lalu. Mengingat usia dan pertambahan umur saya beberapa hari yang lalu membuat saya berpikir kembali apa yang akan saya lakukan disepanjang usia saya nanti.

Saya telah genap berusia 20 tahun. Berdasarkan angka harapan hidup rerata manusia Indonesia, saya telah hampir mencapai sepertiganya. Dan lihat, siapalah saya. Berdasarkan ilustrasi diatas, berarti saya hanya memiliki sisa 5 tahun lagi untuk hidup dan bersenang-senang selayaknya manusia. Oh tidak. Saya tidak pernah bermimpi berinkarnasi menjadi kerbau, monyet dan anjing dalam hidup saya.

Bersenang-senang dan menikmati hidup adalah dua hal yang berbeda bagi saya. Bersenang-senang adalah bersenang-senang, suka cita, tertawa, sekalipun sedang dalam keadaan tidak bahagia. Sedangkan menikmati hidup adalah satu bentuk rasa yang merupakan akumulasi dari segala kesyukuran terhadap apapun yang ada, apa adanya. Andaipun terjadi hal yang demikian di atas, saya akan berusaha menikmatinya. Apapun. Karena bagi saya menikmati sama dengan memperoleh kenyamanan. Dan bagi saya kenyamanan adalah tujuan.

Bingung?? Sama...

No comments:

Post a Comment